PANDANGAN ISLAM TENTANG ILMU PENGETAHUAN
Kebenaran agama Islam diyakini karena sesuai dengan pertimbangan akal
sehat. Akal sehat meyakini, bahwa alam nyata ini tidak terjadi dengan
sendirinya, tentu ada penciptakan, yakni Allah.
Allah
menciptakan alam semesta ini untuk kesejahteraan umat manusia. Manusia disuruh
untuk mengelola alam ini agar dapat dimanfaatkan guna keperluan hidup mereka.
Untuk mengelola alam ini tentu saja diperlukan akal.
Islam juga
menghendaki umatnya untuk memiliki ilmu pengetahuan, baik ilmu pegetahuan agama
maupun ilmu pengetahuan umum. Dalam pandangan Islam, ilmu itu tergolong suci.
Ilmu merupakan barang yang sangat berharga bagi kehidupan seseorang, Ilmu itu
bagaikan lampu atau cahaya. Bahwa tidak dapat seseorang berjalan di malam yang
gelap, kecuali dengan lampu. Demikian pula halnya, tidak dapat seseorang
membedakan yang baik dengan yang buruk, kecuali dengan ilmu.
Ilmu dunia yang terlalu luas ini memungkinkan manusia tersesat. Oleh karena
itu, perlu diimbangi dengan ilmu agama untuk memilih dan memilih mana yang baik
dan yang benar, untuk mengetahui mana yang haram dan mana yang halal. Untuk
menjadikan kebudayaan yang islami maka jadikanlah Alquran dan Sunnah sebagai
sumber atau dasar dalam menentukan status undang-undang dan hukum tindakan
tersebut. Allah menyuruh manusia untuk menuntut ilmu pengetahuan, tidak hanya
ilmu agama, tetapi juga ilmu umum, seperti ilmu alam, ilmu pasti, ilmu-ilmu
sosial dan budaya serta teknologi.
Firman Allah :
وعن ابن عبا س رضي الله تعلا عنها انه قال : للعلماء درجات فوق درجاة المؤمنين بسبعما ئة درجا ت. ما بين الد رجتين خمسا ما ئة سنة. يقا ل: الئلم افضل من الئمل بخمسة او جة : الاول الئلم بغير عمل يكون والئمل بغير علم لا يكون. و الثا ني الئلم بغير عمل ينفع والئمل بغير علم لا ينفع. والثا لث الئملل لازم والئمل صفة الئباد. والصفة الله افضل من صفة الئباد. (اخرجه درة الناصحين) (رواه احمد)
Artinya:“Dari Ibnu Abbas RA berkata: bagi orang-orang yang berilmu (ulama) beberapa derajat diatas derajat orang mukmin dengan berbanding 700 derajat. Antara derajat yang satu dengan yang lain mencapai 500 tahun dikatakan: “ilmu lebih utama dari amal melalui 5 sistem: 1) Ilmu tanpa amal pun tetap ada, dan amal tanpa ilmu tak akan bisa, 2) Ilmu tanpa amal bisa manfaat, dan amal tanpa ilmu tak ada manfaatnya, 3) Amal adalah permistian, dan ilmu yang menerangi seperti lampu, 4) Ilmu adalah ucapan para nabi, 5) Ilmu adalah sifat Allah, dan amal adalah sifatan hamba, sementara sifat Allah lebih utama dari sifatan Hamba”. (Durrotun Nasihin) (H.R. Ahmad)
Ilmu agama, seperti Ilmu tauhid, ilmu tafsir, ilmu hadits, serta ilmu
akhlak mengantarkan manusia dapat memahami agama Islam dengan benar dan
meyakininya, mengamalkannya dengan ikhlas, berakhlak mulia dan
perbuatan-perbuatan baik lainnya. Dengan demikian, apabila di suatu masyarakat
yang penduduknya memiliki pengetahuan agama yang baik, maka biasanya suasana
pada masyarakat yang aman dan tentram asalkan digunakan sejalan dengan tuntunan agama. Manusia
dengan akalnya diberikan oleh Allah kemampuan untuk menyerap sejumlah ilmu
pengetahuan, walaupun hanya sedikit saja dibandingkan dengan kesempurnaan ilmu
Allah, akan tetapi tetap harus berpegang kepada kebenaran untuk mencari ridho
Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar